GemilangNews,MAGELANG – Salah satu potensi unggulan yang ada di Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman adalah Madu Liar. Komoditas itu terkenal dengan cita rasa madu yang bervariasi tergantung dari musim yang ada.
Kedai Wisata Edukasi Lebah Segoro Madu adalah salah satu tempat yang terus mengenalkan madu liar Ngargoretno kepada wisatawan melalui wisata edukasi.
” Kedai Wisata Lebah Segoro Madu ini memang saya gunakan untuk memberikan edukasi tentang seluk beluk madu dan lebah madu. Namun disamping itu tujuan saya yang utama adalah mengenalkan madu liar dari Desa Ngargoretno,” kata Mutrofin pemilik Kedai Wisata Lebah Segoro Madu, Dusun Tegal Ombo Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman, Jumat 02/08/2024
Menurut Mutrofin, madu liar di Desa Ngargoretno memiliki keunikan dari citarasa yang beraneka ragam tergantung dari musim bunga yang ada. Bahkan menurutnya terdapat sensasi asam dan sedikit pahit dari rasa madu liar ini.
Dijelaskannya setiap panen belum tentu memiliki madu dengan rasa yang sama. Semua tergantung dari musim yang ada.
” Setiap panen itu kadang beda rasa, warna dan aroma tergantung musim nya. Karena madu liar ini berasal dari lebah madu yang liar juga. Yang bergantung pada sumber makanan di hutan,” jelasnya.
Musim Bunga yang tumbuh di hutan pegunungan menoreh menurut Mutrofin sangat berpengaruh pada citarasa madu itu sendiri. Mulai dari bunga Sengon Jawa, Kaliandra, Rambutan, Mangga dan sebagainya. Namun untuk bunga yang dapat memicu lebah untuk memproduksi madu paling banyak adalah bunga Kaliandra.
” Kalau lagi tidak musim bunga, bisa tiga bulan sekali baru dipanen madunya. Namun ketika banyak bunga, bisa dua bulan sekali. Karena dari lebah liar maka tergantung dari alam juga,” imbuhnya.
Ketika musim Bunga Kaliandra dan Rondo Noleh, menurut Mutrofin, madu yang dihasilkan cenderung pahit. Bahkan kalau yang tidak terbiasa minum madu murni akan kaget dengan rasa yang dihasilkan.
Dirinya menceritakan, Kedai Wisata Lebah Segoro Madu yang buka 24 jam, selama ini melayani wisatawan yang ingin mendapatkan edukasi mengenai lebah madu. Termasuk jenis, cara menangani, cara mengkotakkan bahkan sampai dengan cara memanen madu. Kegiatan seperti itu yang sangat diminati wisatawan.
” Wisatawan dari mancanegara banyak mas yang kesini. Bahkan sering banget kita ngirim madu ke luar negeri seperti Belanda, Singapura dan Taiwan. Biasanya setelah edukasi disini mereka ingin madunya dikirim,” paparnya.
Tidak lupa, Mutrofin juga bekerjasama dengan pemuda setempat dalam mengenalkan madu liar Desa Ngargoretno. Saat ini di kebunnya terdapat sekitar 300 kotak lebah penghasil madu liar. Untuk madu liar ukuran 150 ml dibanderol dengan harga 50 ribu rupiah. Sementara untuk ukuran 500 ml di harga 150 ribu rupiah.(Dharma)