GemilangNews,MAGELANG – Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) An-Nuur Kabupaten Magelang resmi meluncurkan program Kajian Rutin “Rebo Legen,” sebuah inisiatif yang berfokus pada fikih kontekstual dan kajian ilmiah tematik. Acara perdana ini telah sukses digelar pada Rabu, 23/07/2025 setelah Shalat Dzuhur dan diikuti lebih dari 1000 jamaah. Kegiatan ini menandai langkah maju dalam memperdalam pemahaman keislaman di masyarakat.

Fokus pada Fikih Kontekstual dan Ijtihad Akademik Maqasidi Program “Rebo Legen kali ini menghadirkan Dr. Kasban Sarqawi, Lc., M.Si. sebagai pemateri utama.

Dr. Kasban menekankan pentingnya fikih kontekstual di Indonesia yang harus mengedepankan ijtihad akademik maqasidi. Pendekatan ini berorientasi pada substansi hukum, bukan semata-mata formal-legalistik, demi mencapai ijtihad integralistik dengan nalar bayani, burhani, dan tajribi.

“Pendekatan ini menjauhi ekstrem tekstualis dan liberalis. Penting juga perubahan dari ijtihad individual ke komunal, dari hukum normatif ke substantif-saintifik, dan dari taklid ke ijtihad,” jelas Dr. Kasban.

Ia juga membahas konsep tajdid (pembaharuan), yaitu upaya mengubah persepsi dan praktik keislaman yang mapan menuju pemahaman dan pengamalan baru, serta mengembalikan ajaran agama pada sumber utamanya, Al-Qur’an dan Sunnah.

Dijelaskan Dr Kasban, metode kunci dalam fikih kontekstual meliputi:

  • Maqasid asy-Syariah: Tujuan syariah kontemporer yang mencakup perlindungan keluarga, optimalisasi riset ilmiah, menjaga martabat manusia, kebebasan beragama, serta kepedulian sosial dan ekonomi.
  • Ijtihad Tatbiqi: Penerapan hukum dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, serta mencari hukum yang sesuai jika menimbulkan kemudaratan.

Dr Kasban mengharapkan “Rebo Legen” ini akan mendorong perubahan temuan hukum Islam dari literal ke kontekstual melalui analisis yurisprudensi dan ijtihad akademik kolektif.

“Tujuannya agar para yuris mengutamakan ijtihad maqasidi yang berorientasi pada substansi hukum, dilengkapi kajian saintifik, serta menjadi inklusif kontekstualis dengan pendekatan sains modern,” harapnya.

Ketua Badan Pengelola MAJT An-Nuur Kabupaten Magelang, Asfuri Muhsis, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Kementerian Agama (Kemenag), dan Takmir MAJT An-Nuur. Tujuan utamanya adalah memperdalam pemahaman ibadah Islam di kalangan masyarakat.

“Seringkali kita beribadah, namun ilmunya belum tahu. Inilah salah satu fungsi hadirnya MAJT An-Nuur yaitu dapat menambah ilmu ibada untuk masyarakat,” ujar Asfuri.

Asfuri mengatakan kajian ini diharapkan dapat lebih memantapkan lagi ibadah jamaah karena sudah dibekali dengan ilmu.

Program “Rebo Legi” dirancang untuk memanfaatkan jumlah jamaah yang besar, baik dari kalangan birokrat maupun masyarakat umum, yang sering melaksanakan Salat Zuhur di MAJT An-Nuur. Oleh karena itu, kajian ini dilaksanakan tepat setelah Salat Dzuhur, yaitu pukul 12.00 hingga 13.00 WIB setiap hari Rabu.

Program ini terbagi menjadi dua jenis kajian utama:

  • Kajian Fikih Ibadah akan diselenggarakan setiap hari Rabu.
  • Kajian Ilmiah Tematik akan diadakan setiap “Rabu Legi,” sesuai penanggalan Jawa.
    Asfuri menekankan bahwa pemilihan pemateri akan terus berganti untuk memberikan perspektif yang beragam dan memperkaya wawasan peserta.

“Kerja sama ini menunjukkan komitmen seluruh pihak dalam aktif memakmurkan MAJT An-Nuur Kabupaten Magelang,” tambah Asfuri.

Asfuri mengungkapkan bahwa kegiatan ini terbuka untuk seluruh masyarakat Kabupaten Magelang, tidak hanya terbatas pada pegawai.

“Salah satu fungsi MAJT An-Nuur adalah meningkatkan kualitas ibadah masyarakat, salah satunya dengan kegiatan kajian ini,” ungkapnya,

Pada kesempatan yang sama, juga diserahkan santunan kepada anak yatim di sekitar MAJT An-Nuur Sawitan, Kota Mungkid, oleh BASNAZ Kabupaten Magelang, menegaskan komitmen sosial MAJT An-Nuur Kabupaten Magelang.(Dicky)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *