GemilangNews,MAGELANG – Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana dapat membawa dampak buruk bagi kelangsungan hidup bumi seisinya. Salah satu sumber daya alam yang memberikan daya untuk tumbuh dan berkembang adalah air.
SD Kanisius Kenalan memiliki perhatian dan tanggungjawab untuk menciptakan pembelajaran yang mengakomodir permasalahan global, khususnya krisis air. Krisis air dialami oleh warga masyarakat di sekitar SD Kanisius Kenalan dan dalam rangka menyambut Hari Air Sedunia 2024, anak-anak SD Kanisius Kenalan melaksanakan kegiatan Tilik Belik di Belik Ringin dan Belik Ploso pada DAS Kerugbatur Dusun Kerugbatur, Majaksingi, Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (21/3/2023).
Pada pelaksanaan Tilik Belik, TPK Penyuluh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang wilayah Kecamatan Borobudur dan Kecamatan Ngluwar, Yuniati saat sesi diskusi menyampaikan tentang pentingnya menjaga sumber mata air dan ekosistem lingkungan dalam rangka mengatasi masalah pemanasan global yang menyebabkan kekeringan dan perubahan iklim.
“Harapan saya anak-anak SD Kanisius Kenalan dapat melestarikan lingkungan hidup di sekitar mereka dan mengajak teman-teman dari sekolah lain, untuk bisa menerapkan perilaku budaya lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya,” terang Yuniati.
Tilik Belik dilaksanakan oleh 22 anak dari kelas 4 dan 5 SD Kanisius Kenalan yang dihadiri pula oleh guru-guru dari sekolah lain. Yang mana kegiatan ini berupaya mewujudkan tema Hari Air Sedunia “Water for Peace” dalam bentuk kegiatan konkrit yang menyenangkan.
“Kegiatan Tilik Belik antara lain mengukur volume belik, mengukur debit air, tingkat PH air, membersihkan lingkungan belik, mengidentifikasi keadaan tanah, hewan, dan tumbuhan, mengidentifikasi dan memungut sampah anorganik, menggambar peta lokasi belik, dan wawancara dengan tokoh warga, serta dilengkapi dengan doa belik Lestari,” ungkap Fransiscus Xaverius Fri Harna, pendamping anak SD Kanisius Kenalan.
Melalui kegiatan pembelajaran kontekstual ini, diharapkan anak-anak memahami dan mengenal belik sebagai sumber air tetap lestari bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Air sebagai sumber perdamaian. Di samping itu, pembelajaran ini juga menginspirasi para guru untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara kreatif.(Giandika)