GemilangNews,MAGELANG – Bagi para petani, hasil panen adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh mereka. Berharap hasil panen tersebut memberikan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti para petani Salak yang ada di Kabupaten Magelang, khususnya yang berada di Desa Kaliurang. Salak menjadi hasil panen andalan bagi para warga. Bahkan sudah berhasil mengekspor buah Salak ke mancanegara.

Salah satu yang berhasil mengekspor hasil panen salak ke luar negeri adalah Gapoktan Ngudi Luhur. Gapoktan yang saat ini diketuai oleh Agus Suryono, sudah berdiri sejak tahun 2007 dan pada tahun 2015 mulai mengekspor buah Salak ke luar negeri. Gabungan Kelompok Tani yang memberikan wadah bagi kelompok tani untuk menyalurkan hasil panen mereka.

“Yang tergabung di gapoktan itu untuk pemasaran di supermarket dan di ekspor, untuk pasar lokal kami tidak ada pemasaran untuk ke arah situ, jadi untuk yang pasar lokal itu serahkan masing-masing kelompok atau petani, biasanya itu ke pedagang lokal,” jelas Agus Suryono saat ditemui di Packing House Gapoktan Ngudi Luhur pada Kamis 16/11/2023 sore.

Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari kerjasama para petani yang ada di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Gapoktan Ngudi Luhur sendiri tergabung dari beberapa kelompok tani yaitu dari Dusun Sumberejo, Dusun Kaliurang Utara, Dusun Kaliurang Selatan, Dusun Jrakah dan Dusun Cepagan.

Salak yang diekspor adalah salak dengan varietas Salak Nglumut. Salak yang diekspor ke luar negeri adalah salak yang sudah melewati berbagai proses dan juga penyortiran yang sangat ketat, baik dari pihak Packing House Gapoktan Ngudi Luhur maupun pihak yang akan menyalurkan Salak ke negara tujuan ekspor. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kualitas buah Salak agar tetap terjaga sampai ke tangan konsumen yang ada di luar negeri dan tidak terjadi pembusukan di tengah perjalanan.

“Dikirim ke Tiongkok atau Cina, kemudian kami kirim juga ke Jerman, kirim juga ke Kamboja, Kamboja paling banyak, lalu ke Thailand,” ungkap Agus

Agus juga menjelaskan bahwa produksi salak ini masih sama sepanjang tahun walaupun berbeda musim. Artinya setiap musim akan menghasilkan dengan syarat perawatan yang berbeda setiap musim agar bisa maksimal dalam memanen buah Salak. Kendala saat musim hujan adalah lembab yang nantinya akan menyebabkan tumbuhnya jamur dan juga sulitnya perkawinan antara bunga jantan dan juga betina. Sedangkan saat musim kemarau akan kesulitan pada pengairan agar pohon salak tidak mati kekeringan.

Meskipun begitu, ada saatnya kebutuhan ekspor terkadang bisa terpenuhi dan juga terkadang kekurangan. Saat kekurangan, pihak Gapoktan Ngudi Luhur akan meminta bantuan kepada kelompok tani yang ada di luar daerah, seperti Wonosobo, namun tetap harus menjaga kualitas yang sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.

Dijelaskan Agus, Gapoktan Ngudi Luhur membeli salak dari petani berkisar Rp 9.500 hingga Rp 10.000 per kilogram-nya. Untuk saat ini menurutnya harga tersebut telah memberikan keuntungan yang besar bagi para petani.

“Lebih menguntungkan ekspor dan supermarket dibandingkan dengan pasar lokal, artinya kami selalu dibayar, juga harga lebih tinggi,” jelasnya.

Agus menyebutkan bahwa penjualan salak ini sudah meningkat dibanding tahun-tahun saat pandemi Covid-19. Dengan adanya ekspor ini juga bisa membuat para petani tetap bisa bertahan dalam membudidayakan salak, karena jika hanya mengandalkan pasar lokal akan kesusahan untuk mendapatkan laba.

Kendala yang menjadi halangan dalam melakukan ekspor adalah ketatnya kualitas Salak yang diekspor. Jika buah salak tidak sesuai dengan sesuai standar yang ditetapkan maka akan ditolak oleh pihak yang menyalurkan ke luar negeri atau pihak ketiga. Lalat buah menjadi salah satu hama yang menjadi musuh dari petani salak. Salak tidak akan lolos penyeleksian apabila terdapat lalat buah dalam pengiriman salak tersebut. Selain itu juga terkendala dalam masalah permodalan. Modal yang dibutuhkan cukup besar sehingga menjadi permasalahan tersendiri dalam menjalankan ekspor.

Agus Suryono berharap bahwa para petani semakin sejahtera dengan adanya dinas-dinas terkait yang membantu para petani dalam hal permodalan maupun pembekalan masalah pertanian. Juga berharap bahwa ekspor salak ini bisa menuju ke negara-negara yang saat ini belum bisa dicapai oleh Gapoktan Ngudi Luhur serta para petani yang lainya.(Hanif)

By Hanif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
Kita lagi ada Program Acara keren sekarang. Gabung yuk lewat WhatsApp!