
GemilangNews,MAGELANG – Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD) Adikarto Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang menyelenggarakan Program Tular Nalar Sekolah Kebangsaan di Gedung TEA Desa Adikarto, Selasa, 27/08/2024.
Kegiatan yang diikuti oleh 100 Pelajar Pemilih Pemula dari SMA Bumantara Muntilan ini merupakan inisiatif RKDD Adikarto Bekerjasama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang didukung oleh Pemerintah Desa Adikarto. Sekolah Kebangsaan merupakan program yang digagas untuk menangkal berita dan informasi hoaks menjelang Pilkada serentak 2024.

Kepala Desa Adikarto Mujazin sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap bisa membantu pemilih pemula dalam Pilkada serentak tahun 2024.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang di adakah oleh RKDD Adikarto ini. Harapan saya para peserta setelah mengikuti kegiatan ini bisa ikut menyukseskan Pilkada 2024 di Kabupaten Magelang,” katanya.
Lebih lanjut Mujazin mengatakan RKDD ini sangat membantu dalam perkembangan digital di Desa Adikarto.
“Sebagai contoh setiap anggota RKDD bisa menjadi pelopor digitalisasi di dusun masing-masing, khususnya Gen Z,” lanjutnya
Sementara itu Koordinator kegiatan dari RKDD, Ardi mengatakan tujuan diadakanya kegiatan ini adalah membantu para pemilih pemula khususnya para pelajar untuk menjadi pemilih yang baik.
“Seperti bagaimana cara menangkal Informasi hoax menjelang Pilkada, kemudian bagaimana cara mengecek NIK kita sudah terdafar di DPT belum sehingga nanti mereka bisa memilih sesuai hati nurani dan keyakinan masing masing,” jelasnya
Dirinya juga berharap para peserta bisa memahami semua materi yang diberikan oleh para pemateri dalam kegiatan tersebut.
” Sebentar lagi kan akan ada Pilkada jadi ini kita bekerjasama dengan SMA Bumantara Muntilan memberi ilmu kepada mereka pemilih pemula seperti dasar dasar tentang pemilihan. Jadi kami harap mereka bisa memahami materi yang diberikan pemateri dari PPK Muntilan dan Panwascam Muntilan,’ harapnya.
Dengan perkembangan dunia digital saat ini, menurut Ardi sangat banyak beredar informasi di dunia maya atau media sosial. Ketika tidak dibekali dengan pemahaman yang baik, akan sangat berbahaya. Sebab tidak menutup kemungkinan banyak informasi hoaks yang beredar.
“Ketika ada share informasi, mereka bisa lebih paham, sehingga tidak asal share lagi. Usia remaja memang lagi senang-senangnya bermain gawai dan bisa menjadi sasaran pihak-pihak yang suka mengirim informasi hoaks,” lanjut Ardi.(Dicky)