GemilangNews,MAGELANG – Seni rupa selalu menjadi cermin multifaset dari jiwa manusia dengan memantulkan kekayaan sisi artistik, pengetahuan dan hikmah yang terkandung dalam setiap ekspresi. Seni rupa berbicara dalam bahasa simbolik yang mendalam, menciptakan jembatan antara estetika dan kompleksitas kehidupan. Kesan inilah yang sepertinya ingin diungkapkan pada kegiatan Pameran Seni Lukis bertema “Karakter” yang diadakan di Museum Haji Widayat (MHW) Kota Mungkid, 07 – 29 Juli 2024.
Dalam pameran itu ditampilkan sekitar 34 karya seni lukis dari tiga seniman muda berbakat Priyari Munandar, Rismanto dan Cipto Purnomo
“Kegiatan pameran ini juga dalam rangka rangkaian kegiatan peringatan hari uang tahun New Armada ke – 50. Tema “karakter” memiliki arti bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalita, sifat, watak, dan tabiat. Karakter yang tidak terlihat akan nampak dalam cara berkata, berpikir, dan bertindak seseorang. Artinya sekalipun tak berwujud tetapi karakter dapat diekspresikan,” jelas Indrayadi, Manager New Armada sekaligus perwakilan penyelenggara pameran.
Pameran tersebut dilakukan sebagai media bagi seniman dalam mengeksplorasi dan menghadirkan interpretasi pribadi mereka terhadap obyek atau konsep. Meurut Indra lukisan adalah jendela ke dalam pikiran dan perasaan seniman sehingga apa yang menjadi karakter seniman secara tidak langsung terekspresi di dalam karyanya.
“ Lukisan akan menjadi hidup dan dapat menyampaikan pesan dalam tiap goresanya apabila, yang tertuang adalah karakter sang pelukis yang menjadi pengalaman pribadinya,” lanjutnya.
Dia menyampaiakn di dalam pameran bertajuk “Karakter” ini hendaknya terdapat lukisan yang merupakan karakter pelukis yang tertuang, bukan hanya karakter saat ini, tetapi karakter yang harus berproses dan diasah untuk menjadi lukisan baik dan berusaha melakukan hal-hal yang baik bagi Tuhan, dirinya sendiri, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta global internasional.
“Saya harap kedepan untuk pelukis, dan seniman yang ada di Magelang lebih berapresiasi menuangkan apresiasinya dalam bentuk lukisan dan kami akan mendukung diadakan pameran,” tambah Indrayadi.
Priyaris Munandar satu dari tiga seniman yang karyanya dipamerkan mengatakan tema “Karakter” ini diakuinya memang sudah muncul beberapa bulan, diputuskan bersama untuk melakukan pameran di Museum H. Widayat, yakni dengan mengajak seniman Rismanto dan Cipto Purnomo.
“Kenapa yakin mengajak mereka, karena saya melihat dua seniman ini memiliki energi yang kuat, dan lebih yakin kalau mereka berdua akan mencintai seni rupa sampai akhir,” katanya.
Dia menilai karakter merupakan hal yang sakral, dimana proses menjadi manusia terus akan berlanjut, karena manusia terus berjalan dan tidak dijalankan. Namun Priyaris meyakini, kejujuran untuk terus berani berkarya adalah kunci yang nanti akan dipertanggungjawabkan. Baik kepada sesame manusia, alam dan Pencipta.
“Semoga pameran kali ini bisa menambah energi dan semangat baru khususnya untuk seniman Borobudur, dan untuk kemajuan seni rupa Indonesia,” harap pria kelahiran 27 Februari 1978 itu.(Dharma)