GemilangNews,MAGELANG – Melalui Bapedda dan Litbangda Kabupaten Magelang, AIHSP Provinsi Jawa Tengah, mengadakan Penguatan Forum Koordinasi Puskesmas dan Puskeswan Kabupaten Magelang bersama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Pertanian RI secara hybrid pada Kamis, (14/9/2023) di Hotel Atria, Magelang.
AIHSP (Australia Indonesia Health Security Partnership) merupakan kemitraan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia untuk menguatkan sistem ketahanan kesehatan yang menggunakan pendekatan integrasi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan khususnya satwa liar. Dalam kegiatan tersebut, Provincial Coordinator AIHSP Provinsi Jawa Tengah dr. Hartanto Hardjono, M.Med.Sc menyampaikan bahwa AIHSP dilaksanakan di 5 provinsi yaitu Provinsi Jawa Tengah, DIY, Bali, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
“ Dan di Jawa Tengah sendiri ada 5 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Sragen, Kabupaten Cilacap, dan Kota Pekalongan,” terangnya.
Disampaikan dr. Hartanto, beberapa kegiatan telah dilaksanakan diantaranya percepatan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Magelang bekerjasama dengan PMI, melakukan kegiatan komunikasi resiko untuk pendamping Dinas Sosial, pengenalan penyakit zoonosis dan pelatihan penanggulangan zoonosis dengan pendekatan one health lintas sektoral. One Health sendiri dikenal sebagai pendekatan kerjasama multisekotral dan lintas disiplin baik tingkat lokas, nasional, regional amupun global untuk mencapai kesehatan optimal dengan memperhatikan interaksi antara manusia, hewan, dan lingkungan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sesuai rencana kerja, yaitu kolaborasi antara puskesmas dan puskeswan dalam rangka implementasi Permenko PMK No. 7 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru dan Surat Edaran Nomor 400.5.2/1387/SJ tentang Pencegahan dan Pengendalian Terhadap Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru (PIB) di Daerah, dan belajar dari kasus pandemi Covid-19 bahwa zoonosis tidak hanya diatasi oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga melibatkan berbagai pihak lintas sektoral.
“ Maka dengan adanya pertemuan ini kita bisa melakukan koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi untuk implementasi dalam penaggulangan penyakit zoonosis dan penyakit infeksius baru yaitu dengan menerapkan pendekatan one health yaitu melakukan deteksi, pencegahan dan respon terhadap gejala-gejala zoonosis supaya tidak menjadi wabah,” sambungnya.
Sementara itu melalui video converence, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI yang diwakili Tulus Riyanto, SKM, MSc. mengungkapkan sebagai ujung tombak, peran puskesmas dan puskeswan sangat penting dalam mencegah, mendeteksi, dan menanggulangi masalah kesehatan terutama zoonosis yang akhir-akhir ini cenderung meningkat di beberapa wilayah di Indonesia.
“ Kami memahami bahwa dalam program kesehatan terutama dalam pencegahan dan pengendalian kontrol penyakit diperlukan komunikasi dan kolaborasi lintas sektor dalam pendekatan one health.
Selain itu masalah kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan semata, oleh karena itu penguatan hubungan horizontal sektor lainnya yang relevan menjadi esensial untuk dieksplorasi,” pungkasnya
Drh. Irpansyah Batubara, M.Si mewakili Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI menegaskan bahwa Kementerian Pertanian RI sedang merumuskan peraturan menteri pertanian tentang pelayanan minimal zoonosis prioritas yang merupakan turunan dari Permendagri No. 101 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-urusan Bencana Daerah Kabupaten/kota.
“ Ada 5 penyakit yang di prioritaskan yaitu rabies, anthrax, leptospirosis, brucellosis, dan avian influenza,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, M. Taufiq Hidayat Yahya menjelaskan dalam rangka menindaklanjuti peraturan-peraturan yang ada, pada tanggal 2 dan 3 Agustus 2023 telah sukses dilaksanakan loka karya inisiasi pembentukan tim koordinasi daerah sekaligus Tim Respon Cepat (TRC) dengan tujuan mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian zoonosis di Kabupaten Magelang.
“ Melalui forum ini diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan kesehatan di Kabupaten Magelang dan dimanfaatkan sebaik-baiknya guna mendukung visi Kabupaten Magelang terwujudnya masyarakat Kabupaten Magelang yang Sejahtera, Berdaya Saing, dan Amanah (Sedaya Amanah).” harapnya.
Dalam kegiatan tersebut hadir Forkopimcam Muntilan, Direktur RSUD Muntilan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Ketua PMI Kabupaten Magelang, Kepala OPD se-Kabupaten Magelang serta Kepala Puskesman dan Puskeswan Kabupaten Magelang.(Elma)