GemilangNews,MAGELANG – Borobudur menginspirasi banyak seniman, baik seniman lokal hingga internasional. Sehingga Limanjawi Art House yang terletak di Tingal Kulon, Wanurejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, membuka ruang untuk para seniman menggelar pameran. Easting Medi adalah seniman asli Borobudur yang menyelenggarakan pameran tunggal di Limanjawi Art House.

Bagian kepala Sidharta Gautama atau Buddha Gautama dan pohon Bodhi di sekitar Candi Borobudur menginspirasi Easting Medi atau Ismedi untuk berkarya. Sejumlah 58 lukisan rupa Budha karya Easting Medi dipamerkan pada tamu undangan di acara pembukaan galeri pameran yang bertemakan “Light Up The Soul” pada Jumat (5/5/2023).

“Romantika saya waktu kecil dimana sering menikmati Candi Borobudur, seperti relief, relung arca, dan merenung dibawah pohon bodhi dari kecil hingga remaja, jadi saya sangat senang melukis mengenai Borobudur”, terang Medi.

Acara pembukaan yang diresmikan oleh dr. Oei Hong Djien seorang kolektor asal Magelang Jawa Tengah dengan menabuhkan tujuh kali suara gong kecil. Pria yang akrab dipanggil OHD ini menyampaikan kekagumannya kepada Easting Medi yang memiliki insting bisnis.

“Karya ini berupa patung Budha, meskipun warnanya bukan warna batu, namun dengan warna yang tetap bisa memunculkan bentuk patung Budha. Seniman ini juga saya kira memiliki insting bisnis yang cukup lumayan karena melukis itu gampang, tapi yang paling sulit menjual lukisan. Namun seniman ini jeli, karena mampu menangkap peluang dari wisatawan, utamanya luar negeri yang ingin membawa oleh-oleh,” ucap OHD.

Pembukaan Pameran yang dihadiri tamu undangan diantaranya para pelaku seni, para wartawan, TNI, Polri, Balai Konservasi Borobudur, juga turut hadir Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Slamet Ahmad Husein. Kadisparpora mengapresiasi pameran tunggal Esting Medi. Ia menyampaikan seni rupa merupakan sub sektor yang menjadi unggulan di Magelang, bagian dari ekonomi kreatif pariwisata.

“Pelukis asli dari Borobudur yang berkreasi lebih dari 10 tahun ini menggunakan tema dengan potensi yang kita andalkan yakni Borobudur. Dengan sentuhan-sentuhan yang khas, dimana para seniman lebih peka terhadap trend sehingga dengan warna-warni bukan warna dari batu, namun bisa menarik para pengunjung,” ungkap Husein disela-sela menikmati karya seni Easting Medi.

Pemilik Limanjawi Art House, Umar Khusaini, berharap pameran ini mengginspirasi para seniman yang lain tentang Borobudur sebagai sumber inspirasi perpustakaan bagi seni budaya Indonesia. Ini juga menjadi salah satu contoh bagaimana Borobudur itu tidak hanya candi, namun di Borobudur ada seniman-seniman kreatif yang bisa menyampaiakan pesan-pesan edukasi melalui seni rupa. Pameran karya Easting Medi ini akan digelar selama satu bulan hingga Hari Raya Waisyak (4/6/2023) dengan harga tiket masuk Rp. 10.000/orang, dan buka setiap hari pukul 08.00 – 20.00 WIB.(Giandika)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
Kita lagi ada Program Acara keren sekarang. Gabung yuk lewat WhatsApp!