GemilangNews,MUNTILAN – Gamelan merupakan alat musik warisan tradisi Nusantara yang berbeda di setiap daerah atau wilayah di Indonesia. Gamelan memiliki tangga nada (laras) yang berbeda dengan alat musik modern. “Kerajinan Gamelan yudha karya”. Usaha kerajinan gamelan “yudha karya” yang sekarang dikelola oleh Wiwik handayani, berlokasi di Mutihan, gunung pring, kecamatan muntilan, masih terus bertahan setelah berpulangnya sang suami saat pandemi covid. Usaha Kerajinan yudha karya merupakan turun temurun dalam keluarga. Usaha ini dapat bertahan hingga sekarang dikarenakan masih banyaknya konsumen serta pelestari kesenian yang membutuhkan alat musik gamelan ini.
“ Saat ini gamelan dipesan dari sekolah – sekolah yang memiliki program life skill kesenian, selain itu biasanya dapat pesanan dari pelaku seni seperti untuk kesenian jathilan, kubro, dan wayangan, untuk pembuatan satu set gamelan memakan waktu seminggu “ kata wiwik.
Gamelan yang dibuat terdiri dari 24 jenis yang hampir semuanya harus dikerjakan secara manual. Penyetelan tangga nada gamelan sampai saat ini masih harus manual dan mengandalkan keahlian pembuatnya. Sehingga, hasil pembuatan gamelan bukan hanya alat musik biasa, tetapi juga memiliki nilai seni yang tinggi. Hal mendasar yang dilakukan agar mendapatkan hasil suara yang bagus dari alat musik yang dibuatnya seperti gong, kenong, gender, kendang, dan lainnya diwujudkan dalam bentuk karya untuk bisa dinikmati banyak orang.
Namun untuk saat ini pemesanan alat musik gamelan tidak seramai dahulu sebelum pandemi, biasanya wiwik menerima pesanan setiap bulan dari reseller hingga puluhan juta rupiah. Namun semenjak pandemi, penjualan semakin menurun. Wiwik menambahkan meskipun pesanan menurun, namun hingga saat ini wiwik masih terus memproduksi alat gamelan meskipun tidak ada pesanan. Selain itu, wiwik juga melayani servis alat gamelan yang rusak atau perlu pengecatan ulang.
“ Biasanya yang pesan dari luar daerah, setiap bulan biasanya satu orang bisa pesan paket gamelan hingga Rp 17 juta. Namun saat pandemi biasanya dua atau tiga bulan reseller baru memesan lagi untuk dijual kembali, “ ungkap wiwik.
Meski begitu ia tetap mensyukuri berapa pun hasilnya. Menurut dia, sebagai perajin gamelan saat ini tetap harus menghadapi era perkembangan zaman. oleh sebab itu harapannya kondisi semakin pulih dan kesenian daerah mulai bangkit lagi.(Andien)