GemilangNews,MAGELANG – Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Magelang menggelar Bimtek dan Pemanfaatan Biosaka yang bertempat di Aula Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Magelang, Srowol, pada Selasa, (25/07/2023).
Acara dibuka oleh Romza Ernawan Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Magelang pada pukul 09.30 WIB, yang dihadiri lebih dari 150 peserta. Romza menyampaikan, bimtek dilakukan untuk mensikapi masalah di sektor pertanian, dikarenakan lahan-lahan pertanian mengalami ketidakseimbangan ekosistem.
“Ketidakseimbangan ekosistem, kita sikapi dengan biosaka. Yang mana biosaka ini sudah secara massif diinisiasi oleh Kementerian Pertanian di Indonesia untuk gerakan aplikasi elisitor biosaka,” ungkapnya.
Biosaka bukanlah pupuk atau pestisida, melainkan elisitor. Biosaka sendiri adalah bahan dari larutan tumbuhan atau rerumputan yang diketahui mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit serta mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen.
Bimtek dan pemanfaatan biosaka dibimbing langsung oleh penggagas biosaka yaitu Muhammad Anshar. Dirinya menyampaikan pembuatan biosaka yaitu sedang mengambil sel tepi tanaman.
“Makanya membuat biosaka tidak boleh hancur, saya santai karena mau mengambil sel tepi tanaman. Sel paling cerdas pada diri kita itu adalah sel paling pinggir kulit kita. Kulit kita ini sama karakternya dengan sel kulit yang ada di tanaman,” terangnya.
Cara penyemprotan biosaka harus mengikuti aturan, disemprot seperti kabut atau embun yang tidak membasahi tanaman.
Acara turut dihadiri Wakil Dekan II Universitas Tidar, Kabag Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Magelang, Koordinator Penyuluh Se-Kabupaten Magelang, Penyuluh Pertanian Se-Kabupaten Magelang, dan Para Petani. Kegiatan semakin meriah ketika melaksanakan praktek langsung pembuatan biosaka dengan menyiapkan peralatan berupa baskom, air, botol, tumbuhan, dan rumput.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Magelang, Ade Sri Kuncoro mengungkapkan rasa syukurnya dapat menghadirkan penggagas biosaka langsung untuk membimbing para peserta dalam pembuatan biosaka.
“Sepertinya sederhana, tapi pembuatannya belum tentu berhasil, sehingga disini kita bisa belajar langsung dengan Pak Anshar,” kata Ade di tengah pembuatan biosaka.
Supri (72) salah satu petani asal Srumbung yang mengikuti kegiatan mengatakan sangat senang megikuti bimtek dan mendapatkan materi mengenai biosaka. Dia berencana akan belajar lebih lanjut untuk mengubah lahan pertaniannya yang sebelumnya menggunakan bahan kimia akan perlahan diubah menggunakan bahan organik.
“Memang sepertinya butuh proses untuk beralih dari bahan kimia denga bahan organik karena lahan yang terbiasa dengan kimia jika langsung berubah pasti rusak, sehingga nantinya dirubah pelan-pelan dalam 1 tahun pertama mbak,” ungkapnya antusias.
Bimtek dan Pemanfaatan Biosaka yang ditutup foto bersama pukul 13.00 WiB diharapkan dapat memberikan solusi nyata dalam mengatasi masalah ekosistem lingkungan yang sudah banyak terdampak bahan kimia sekaligus dapat meningkatkan mutu produksi tanaman pangan.(Giandika)