
GemilangNews,MAGELANG – Gangguan kepribadian narsistik (NPD) adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan seseorang merasa lebih baik daripada orang lain. Mayoritas pengidapnya selalu membanggakan pencapaiannya, padahal itu adalah hal yang biasa saja. Pengidap narsistik juga biasanya memiliki tingkat empati yang rendah kepada orang lain.
“Gangguan kepribadian narsisistik ditandai dengan pola berkelanjutan dari grandiositas, kebutuhan akan kekaguman, dan kurangnya empati,” kata dr. Indraswari, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa saat menjadi narasumber dalam acara Jamus Gemilang LPPL Radio Gemilang Fm, Kamis (03/10/2024).
Mereka menganggap punya kepentingan yang lebih tinggi dari orang lain. Namun, perasaan mereka cenderung mudah tersinggung dan bisa dengan mudah merasakan depresi saat mendapat kritikan.
“Penderita ini juga menunjukan sifatnya yang merasa superior dari orang lain (lebih unggul dari orang lain, merasa istimewa dan berhak mendapatkan perlakuan khusus), kebutuhan akan kekaguman membutuhkan pujian dan persetujuan terus-menerus dari orang lain, sering kali mengeksploitasi orang lain dan manipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan,” lanjut Indraswari.
Tentunya banyak berbagai penyebab seseorang dengan gangguan kepribadian narsisistik diantaranya ketika adanya faktor genetik yang diwariskan orang tua, pengalaman masa kecil, pengalaman traumatis seperti penelantaran, pelecehan, atau ketidakstabilan emosional orang tua serta faktor lingkungan.
Hal tersebut tentunya berdampak pada hubungan interpersonal seperti konflik karena sifat manipulatif, egois, dan tidak peka. Keterasingan saat sulit membangun hubungan sehat karena kurangnya empati dan merusak suatu hubungan akibat perilaku menyakitkan.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RSUD Muntilan tersebut menambahkan, berbagai tantangan dalam menangani gangguan kepribadian narsisistik sering kali dijumpai ketika dirinya kurang kesadaran akan penyakit yang dideritanya dan masih mempertahanan ego diri serta manipulatif.
“Untuk itu peran keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan dan menetapkan batas yang jelas serta konsisten untuk melindungi diri serta adanya komunikasi terbuka dan jujur untuk hubungan yang lebih sehat,” pungkas Indraswari.(Calista)