GemilangNews,MAGELANG – Candi Borobudur merupakan mahakarya arsitektur dan seni monumental yang mewakili kejeniusan kreatif manusia dan menjadi contoh perkembangan seni dan arsitektur Indonesia pada awal abad VIII dan akhir abad IX. Candi Borobudur telah mengalami dua kali pemugaran besar, pemugaran yang pertama dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda di bawah pimpinan Theodore van Erp pada tahun 1907 – 1911. Pemugaran yang kedua pada tahun 1973-1983 dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dibantu UNESCO dan negara-negara donor dalam koridor kerja sama internasional.

Hal ini disampaikan Wiwit Kasiyati S.S., M.A selaku Sub Koordinator Museum Cagar Budaya Warisan Dunia Borobudur ketika menyampaikan laporan panitia penyelenggara saat pembukaan The 8th International Experts Meeting On Borobudur di Semanggi Meeting Room Grand Artos Hotel & Convention Magelang pada Senin, (23/10/2023) sore.

“Setelah pemugaran kedua selesai, para ahli sepakat untuk melaksanakan pertemuan rutin setiap lima tahun sekali untuk mengevaluasi hasil pemugaran tersebut. Pertemuan tersebut kemudian dikenal dengan nama International Experts Meeting on Borobudur. Untuk itu, pada tahun 2023 ini merupakan pelaksanaan International Experts Meeting on Borobudur yang kedelapan,” terangnya.

Sekda Kabupaten Magelang Drs. Adi Waryanto yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein, SE. MM menyampaikan sambutan, yang mana berharap acara The 8th International Experts Meeting On Borobudur dapat menjaga kelestariaan warisan dunia Borobudur sekaligus dapat mengevaluasi kondisi dan penanganan Candi Borobudur dalam berbagai aspek.

Substansi kegiatan The 8th International Experts Meeting On Borobudur membahas 3 (tiga) topik, yakni kelas ilmu konservasi (conservation science class), kelas pengelolaan warisan dunia (world heritage management class) dan kelas pemberdayaan masyarakat (community empowerment class). Narasumber dan peserta pada kegiatan ini berasal dari dalam maupun luar negeri yang terdiri dari terdiri dari akademisi, praktisi konservasi, dan para pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam pelestarian maupun program-program kegiatan di Kompleks Candi Borobudur.

The 8th International Experts Meeting On Borobudur secara resmi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan yang diwakili oleh Direktur Pelindungan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahyudin, S.S., M.Hum.

“Mengingatkan ulang, bahwa Expert Meeting ini memang selayaknya dilakukan secara multi disiplin dan melibatkan stakeholder. Dan memang tergambar juga dari para narasumber dan pesertanya dari berbagai disiplin ilmu, tidak hanya arkeologi, karena pendekatan Candi Borobudur ada sosial budaya, ada adat, malah harus melibatkan juga tokoh-tokoh budaya,” jelas Judi Wahyudin saat diwawancari setelah acara pembukaan The 8th International Experts Meeting On Borobudur.

Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 23-27 Oktober 2023 ini diharapkan memunculkan perumusan rencana program selama 5 tahun (2023-2028) yang efektif dan efisien sehingga memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi kelestarian Candi Borobudur.(Giandika)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
Kita lagi ada Program Acara keren sekarang. Gabung yuk lewat WhatsApp!