GemilangNews,MAGELANG – Kuliner satu ini terbilang makanan zaman dulu dan banyak orang pasti tahu. Namanya Yangko, yang sering ditemukan di tengah-tengah masyarakat jawa.Perlu diketahui, Yangko adalah makanan yang terbuat dari tepung ketan dengan bentuk yang bermacam-macam, ada yang kotak maupun silinder atau bulat.
Yangko berisi campuran cincangan kacang, seperti kue moci asal Jepang. Hanya bedanya, moci lebih lembek dan lebih kenyal dibandingkan yangko.
Di wilayah Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah, ada kuliner yangko dengan variasi rasa dan warna. Bisa dikatakan unik dan mengundang selera pembeli, serta cocok untuk oleh-oleh.
Namanya Yangko Eco Eka Borobudur, sebuah usaha rumahan yang tidak sepi orderan. Usaha yang berdiri sejak tahun 2019 ini masih bertahan di rumah produksinya di daerah Tingal Wetan 05/02 Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang.
Kenapa dikatakan unik, pasalnya yangko yang biasanya berwana putih dan berisi kacang tersebut divariasi dengan beraneka warna. Bahkan hingga awal 2022 ini, mereka membuat 12 variasi rasa yangko yang berbeda-beda.Usaha tersebut digeluti oleh pasangan muda, Agung Sulistyo, 29, dan Eka Yulya Astuti, 25. Dan kini sudah memilki 10 karyawan di rumah produksinya.
“Sebenarnya yangko ini resep dari ibu, dibuat hanya setiap lebaran saja dulu. Namun tahun 2019 saya keluar dari tempat kerja dan mencoba berinovasi membuat yangko dengan varian rasa. Tentunya yang unik, enak dan menarik,” kata Eka saat ditemui dirumahnya, Selasa 05/04/2022.
Untuk harga, lanjutnya terdapat aneka ragam juga. Namun harga standar satu box Rp 12 ribu isi enam biji yangko ukuran sedang dan enam varian rasa.
Ia menyebutkan sejak awal dirinya berjualan hanya melalui media sosial lalu berkembang ke resseler juga. Bahkan hingga kini sudah terdapat 200 resseler yang ikut memasarkan yangko varian rasa tersebut.
“Jualan kami online, dan bisa pesan satu hari sebelumnya juga. Service kami juga bisa mengantar yangko ke konsumen yang memesan tergantung jarak. Misal sekitaran Magelang atau Yogyakarta dengan minimal order,” paparnya.
Eka mengaku juga sering mengirim paketan yangko ke luar bagi konsumen yang memesan.
“Ya luar kota di Pulau Jawa banyak, luar pulau paling Lampung bisa dititipkan bus. Karena yangko miliknya fresh tanpa bahan pengawet, jadi cuman bertahan selama 3 hari,” ungkapnya.
Eka Megatakan Saat pandemi omset sempat menurun, namun tidak lama. Karena pihaknya terus berinovasi.
‘
“Masa pandemi justru meningkatkan omset penjualan kami. Kami optimalkan pemasaran online dan jasa paket. Karena kalau tidak kreatif dan terus berinovasi dimasa pendemi ini, maka usaha kami bisa terancam,” tandasnya.(Dk)