GemilangNews,MAGELANG – Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispeterikan) Kabupaten Magelang mencatat ada 25 ekor sapi terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di satu kecamatan. Hewan ternak sapi yang terinfeksi PMK ada di empat desa di wilayah Kecamatan Candimulyo, yaitu Podosoko, Bateh, Candimulyo, dan Tembelang.

Dilansir dari beritamagelang.id, Kepala Kepala Dispeterikan Kabupaten Magelang, Joni Indarto, Selasa (14/1/2025) mengatakan, infeksi PMK di Kabupaten Magelang hanya ditemukan di Kecamatan Candimulyo, sementara untuk wilayah lain belum ditemukan.

“Di kabupaten ada yang terinfeksi, kami temukan di Candimulyo, untuk wilayah lain tidak kami temukan,” kata Joni.

Menurut Joni, kasus PMK di Kabupaten Magelang naik turun. Pada akhir 2024 pihaknya mencatat ada 89 ekor sapi yang mengalami penyakit ini di wilayah Grabag.

“Jumlah 25 sudah menurun dibandingkan akhir 2024 lalu. Kemungkinan sudah sembuh dan menyebar di daerah lain,” ujarnya. 

Penyebaran PMK terjadi karena adanya ternak baru yang datang. Awalnya ternak terlihat sehat, tapi dua minggu kemudian baru diketahui. Masa inkubasinya selama 14 hari. PMK penyebarannya sangat cepat melalui udara. Jika ada sapi satu terinfeksi, maka dalam satu kandang dimungkinkan terinfeksi semua.

“Penyakit ini tidak mematikan dan tidak menular ke manusia. Akan tetapi menyebabkan nilai jual ternak turun karena ternak terlihat kurus,” ungkapnya.

Lebih lanjut ditambahkan, untuk mengantisipasi agar tidak terus tersebar, pihaknya melakukan edukasi kepada masyarakat pemilik ternak. Selain itu, Dispeterikan juga memperketat distribusi ternak di pasar hewan Muntilan.

Setiap hari pasaran hewan, yakni pon-kliwon, petugas rutin melakukan pemeriksaan screening setiap hewan ternak yang masuk. Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan setiap kendaraan angkut maupun lokasi pasar.

Tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan juga terus melakukan pemeriksaan ternak di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang.

Joni berharap kasus PMK tidak banyak menyebar ke kecamatan lain. Masyarakat tidak perlu panik karena sebenarnya peternak sudah terbiasa mengalami wabah ini. Peternak dan masyarakat juga tahu apa yang harus dilakukan.

“Kami lakukan edukasi dibantu Babinkamtibnas. Dengan menekankan kebersihan kandang, pemberian makan yang cukup dan tidak mencampurkan ternak baru,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
Kita lagi ada Program Acara keren sekarang. Gabung yuk lewat WhatsApp!