GemilangNews,MAGELANG – Sebanyak 55 orang berasal dari para Tokoh Agama, Pemangku, Pelaku Adat Budaya dan Pelaku Seni Budaya Borobudur dan Magelang mendapatkan Anugerah Gelar Kekancingan dari Projo Mangkualam II Surakarta. Penyerahan gelar disampaikan oleh KGPAA Mangkualam II Pangeran Adipati Arya Mangkualam II, di Omah mBudur, Selasa (21/3-2023).

Ke 55 orang yang mendapat gelar tersebut, sepuluh orang mendapat gelar Raden Tumenggung, dan 45 orang mendapat gelar Raden Ngabehi. Selain itu, dua tokoh agama di Borobudur, yakni Kyai Toha Mansyur (Syuriah PC NU Kabupaten Magelang) dan Kyai Mursidi (Syuriah MWC NU Borobudur) mendapat gelah Raden Haryo. Sedangkan Owner Omah mBudur yang juga pelaku seni serta pengrajin di Borobudur, Nuryanto, mendapat gelar Ki Ajar Kriyakartika atau Ki Singo Dikoro.

Pengelola Omah Budur yang juga anggota Matra, Nuryanto mengatakan, Masyarakat Adat Nusantara (Matra) laksanakan kegiatan nguri-uri budaya atau melestarikan budaya daerah dalam hal ini adalah Budaya Jawa. Kegiatan tersebut juga mengambil momentum perayaan ulang tahun Pendiri Matra, yaitu Pangeran Adipati Arya Mangkualam Dua.

“Kegiatan dipusatkan di Omah Budur Desa Wanurejo Borobudur, Selasa (21/2/2023) malam, dengan berbagai pertunjukan kesenian seperti Wayang, Tarian Jawa dan lain-lain,” ucap Nuryanto.

Menurut Nuryanto, selain itu juga dilaksanakan pemberian penghargaan atau kekancingan terhadap pelaku budaya. Seperti dalam bidang pertanian, perikanan, pemerhati budaya dan kebudayaan.

“Penghargaan terhadap pelaku adat budaya dalam berbagai bidang. Dalam nguri-uri adat Nusantara dimana masyarakat adat perlu diberikan penghargaan. Jangan sampai budaya dari luar masuk dan menggantikan budaya lokal, yang harus diuri-uri dan diurup-urup, masyarakat perlu diberikan supaya lestari budaya kita,” ucap Nuryanto.

Adapun anggota Matra sendiri juga beranggotakan 260 Raja lebih se Nusantara, yang mempunyai tujuan penguatan dibidang pelaku budaya.

“Sebagai salah satu benteng, agar pengaruh negatif budaya luar tidak masuk dan menggeser budaya Nusantara,” terang Nuryanto.

Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang, Slamet Ahmad Husein, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan, permasalahan dibidang kebudayaan adalah bagaimana masyarakat terus melestarikan budayanya.

“Pengaruh budaya globalisasi bisa menggeser budaya mengubah gaya hidup yang konsumtif yang bisa saja perlahan akan menghilangkan nilai-nilai kearifan lokal.Maka hadirnya Matra sebagai jembatan menjaga dan memperkokoh adat nilai-nilai budaya agar tidak tergerus arus globalisasi. Kami berharap kegiatan ini dapat memotivasi para seniman, budayawan, pemerhati serta organisasi adat dan budaya untuk terus mengembangkan inovasi agar nilai luhur budaya dapat dipertahankan meskipun telah mengalami proses perubahan bentuk budaya,” papar Husein membacakan sambutan Bupati Magelang.(Dharma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
Kita lagi ada Program Acara keren sekarang. Gabung yuk lewat WhatsApp!